Seni Memimpin a'la SBY : HARUS BISA !!

Belum keluar dari topik yang saya tulis sebelumnya yaitu tentang kepemimpinan yang disampaikan oleh Wakil Rektor3 UNY : Prof. Dr Sumaryanto, M. Kes, kali ini saya ingin berbagi tentang buku yang baru saja saya baca.

Buku ini menguraikan tentang kepemimpinan dari sosok Presiden ke 7 kita yaitu Susilo Bambang Yodhoyono. Semua perihal yang berkaitan dengan cara memimpin beliau akan dtuliskan disini. Sebelum membahas lebih jauh lagi, kita perlu tahu dulu siapa penulis buku ini. Dia adalah Dr. Dino Patti Djalal, beliau adalah staf Khusus Presiden di bidang Hubungan Internasional atau Juru Bicara Kepresidenan. Banyak sekali peristiwa yang dialui Bp. Dino sewaktu mendampingi presiden, mulai dari Proses perdamaian konflik di kamboja, konflik Moro  di Filipina Selatan, proses rekonsiliasi Timor Timur dan masih banyak lagi lainnya. Untuk lebih mengenal sosok penulis silahkan klik disini.

Cover Buku

Bergelar pemimpin yang dipilih oleh rakyat, SBY mengawali kiprah kepresidenannya pada tahun 2004. Banyak sekali peristiwa yang dialami bangsa ini sewaktu dipimpin oleh beliau selama 2 periode. Awam mungkin mengatakan banyak pahitnya dari pada manisnya, ada sebagian lagi mengatakan cukup bagus kepemimpinannya jika dilihat secara keseluruhan. Pendapat adalah hak. Andai saja dunia tahu dan menyetujui kebenaran yang dilihat oleh SBY, tentu semua akan bilang kepemimpinannya dan keputusan-keputusannya dalam mengambil kebijakan adalah benar. Bukannya memihak pada tokoh ini, tapi dalam buku ini diceritakan alur pengambilan keputusan atau keadaan di belakang sewaktu presiden mengambil keputusan sehingga pembaca diajak untuk mengerti situasi yang saat itu terjadi. Banyak sekali inspirasi dan pelajaran yang diambil dari tilisan Dino ini. Berikut singkatnya :

  1. Dalam Krisis, Pemimpin Harus Selalu Berada di Depan. Masalah awal yang dihadapi oleh SBY adalah penyelesaian bencana Tsunami Aceh tahun 2004. Di awal kepemimpinannya beliau langsung dihadapkan dengan kondisi sulit seperti demikian. Sikap dan mentalitasnya sebagai pemimpin negeri ini beliau langsung turun tangan dan melebur ke masyarakat Aceh pada waktu itu. Selalu di depan dalam mengambil keputusan tentang masalah bantuan dan penyelesaian masalah aceh hingga tuntas. Sampai sampai SBY sendiri yang mengumumkan bahwa bencana Nasional ini harus dibantu oelh siapapun, baik dari dalam maupun luar negeri.
  2. Merespon Masalah secara Real Time. Dalam masa kritis dimana siuasi bergulir dengan cepat, satu elemen yang sangat penting adalah respon dengan real time. Maksutnya, tepat waktu dan tidak tertinggal oleh roda-roda perkembangan kejadian. Ketepatan merespon menjadi solusi sebuah krisis akan terselesaikan. Hal itulah yang dilakukan SBY sewaktu ikut menangani korban penculikan di Baghdad, Irak.
  3. Mengubah Krisis Menjadi Peluang. Tsunami jika dipandang dengan sebelah mata adalah bencana yang mendatangkan kesedihan semata. Namun tidak dengan SBY, singkat cerita dengan adanya Tsunam ini malah GAM dapat terselesaikan. Setelah bertahun-tahun terjadi perselisihan dengan NKRI, akhirnya hikmah Tsunami membawa perdamaian bagi negeri ini. Berkat ide cemerlang SBY ketika itu.
  4. Thinking outside The BoxBerpikir di luar kelaziman jga harus dimiliki oleh seorang pemimpin ketika sedang melawan krisis yang sedang dialaminya. Tahun 2004 dengan berani SBY mengumumkan bahwa bencana Tsunami ini ‘open sky policy’ untuk Nias dan Aceh. Maksutnya Aceh terbuka untuk segala pesawat dan kapal negara sahabat yang bertujuan membantu tsunami. Padahal disisi lain GAM sangat anti terhadap negara luar, hal ini bisa mengakibatkan perselisihan antara NKRI dan GAM, tapi hal tersebut tidak akan terjadi. Itulah SBY.
  5. Pemimpin Harus Berani Mengambil Resiko. Keputusan berani SBY dalam menaikan harga BBM demi terciptanya stabilitas ekonomi bangsa patut diapresiasi. Jika dlihat dari satu sisi maka hal tersebut banyak pandangan miring, tapi lambat laun ekonomi NKRI berkembang dan tercapai stabilitas pada waktu itu.
  6. Do The Right TimeLakukan yang terbaik pada saat itu adalah kunci kesuksesan SBY.
  7. Dobrak BirokrasiSistem birokrasi yang alurnya berbelit-belit nampaknya banyak mengganggu inovasi SBY kala itu. Sampe-sampe beliau pernah marah dan meminta untuk dibenahi secara menyeluruh. Walaupun akhirnya belum maksimal namun SBY juga setuju kalau masyarakat kita, khususnya para jajaran birokrasi terlalu berfikir bahwa kalau bisa dipersulit kenapa hasur dipermudah. Masalah seperti itu yang sedkit banyak menghambat inovasi beliau.
  8. Pemimpin Harus bisa melakukan Transformasi Diri. Pendek kata, SBY telah memaksa diri dan dpaksa situasi, untuk terus menerus menggalikemampuan baru sekaligus meningkatkan kapasitas kepemimpinannya. Manjing ajur ajer.
  9. Pemimpin harus selalu Bisa Berimprovisasi. Karena Pemilu 2004 adalah pemilu dari rakyat langsung dan tidak lagi dipilih oelh MPR dan DPR, maka tidak ada pidato Presiden di sidang MPR kala itu. Tanpa kurang akal SBY pun langsung mengadakan pidato sendiri di Istana dan meminta seuruh stasiun TV menayangkannya. Menurut beliau, pidato pertama seorang presiden adalah penting untuk rakyat. Improvisasi beliau patut diapresiasi ketika lengsung mengadakan pidato sendiri di Istana ketika mendengar kabar, kebijakan MPR yang meniadakan pidato bagi dirinya.
  10. Memimpin = Menghormati pemimpin Terdahulu. SBY tidak pernah menjelekkan pemimpin terdahulu. Beliau tetap menghormatinya sekalipun ada perang dingin dengan Megawati yang notabene adalah mantan Prsiden RI sebelumnya.
  11. Mengubah Nasib Adbi negara di Bawah. SBY lebih memilih menaikkan gaji kaum dibawahnya ketimbang gaji presiden.
  12. Pemimpin harus Rasional. SBY pernah mengatakan, “Pemikiran yang mistik mencerminkan mentalitas jalan pintas-orang tidak mau bekerja keras., tidak mau berencana, dan hanya mengharapkan solusi dengan cara gaib. Mistik membuat orang malas, tidak ulet dan tidak bermental tangguh.” Bersikap rasional adalah solusi.
  13. Taat sitem dan Peraturan. SBY selalu taat pada sistem dan peraturan yang berlaku di Pemerintahan.
  14. Pemimpin harus Mencari Solusi Masalah. Semua orang bisa berteori, jago pidato mahir berkomentar, lihai debat dan pandai mencari popularitas. Namun, tidak semua orang bisa menyelesaikan konflik, merancang kebijakan, mencari solusi, menangani masalah nasional yang kompleks. Presiden yang baik adalah yang memiliki keduanya. SBY adalah oranya.
  15. Menjaga Kepercayaan Rakyat. SBY tidak pernah tergiur dengan KKN dan malah sebaliknya, beliau ingin kantornya hemat, profesional, transparan dan bersih. Tidak ada rakyat yang kagum dengan melihat pemimpinnya memakai jam tangan emas penuh berlian atau mobil super mewah. Teori SBY bahwa dinegara manapun rakyat ingin selalu melihat pemimpin dan keluarganya hidup bersahaja, sederhana dan rendah hati.
  16.  Jangan Mengumbar Janji. Susah memang mengambil simpati rakyat tanpa iming-iming di depannya. Namun itu bukan lah solusi dari Masalah kepemimpinan di Indonesia.
  17. Pemimpin harus Konsisten dalam menjaga Warna Politiknya
  18. Akhlak dan Moralitas seorang Pemimpin.
  19. Kalah itu Lumrah dan Berkah.
  20. Memilih Sendiri Anggota Tim.
  21. Pentingnya faktor Timing.
  22.  Harus Bisa !
  23. Teliti terhadap detail.
  24. Pemimpin Harus Obyektif.
  25. Pemimpin yang Nasionalis dan Internasionalis.
  26. Pemimpin menyentuh Hati dan Menyembuhkan Luka.
  27. Percaya Diri dalam Mengambil Sikap.
  28. Menggagas Ide dan melahirkan Inovasi.
  29. Memimpin dengan menghormati waktu.
  30. Be your self.
  31. Jangan Mendewakan Kekuasaan.
  32. Bermental Tangguh.
Secara garis besar itulah seni memimpin yang di terapkan oleh SBY. Semua poin-poin diatas mengacu pada tindakan yang pernah dilakukan SBY semasa menjabat kepala Pemerintahan Republik ini. Dari poin 17 hingga 32 tidak saya jelaskan secara rinci karena itu semua adalah sifat yang baik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin.

Dalam tulisan ini saya tidak jelaskan secara lengkap dan detail. Pada intinya semua presiden menginginkan hal yang terbaik yang dirasakan rakyat yang dipimpinnya, ingin membawa Indonesia ke arah yang lebih baik. Hanya saja faktor eksternal dari luar tubuh beliau kadang tidak memihak pada inovasi yang telah dirancangnya. Buruknya sistem birokrasi dan adanya perbedaan pandangan rakyat terhadap suatu masalah yang hanya dipandang satu sisi juga menghambat proses perbaikan yang dilakukannya.

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak diri saya dan para pembaca semuanya untuk senantiasa mendukung dan berfikir positif tentang apa yang sedang dilakukan pemerintah saat ini. Kawal terus kebijakannya atas dasar kepentingan bersama bukan kepentingan pribadi. Berpikirlah layaknya pemimpin agar kamu semua tahu apa yang sedang dipikirkan oelh pemimpin kita sehingga kita tahu apa yang harus kita lakukan untuk membantu pemimpin kita.

Semoga menginspirasi.



You Might Also Like

0 komentar