Fotografi : Belajar Slow Speed (lagi)

Sindu Kusuma Edupark
F 1/5,6; SS 30''; ISO 200


Berkaitan dengan fotografi, suasana malam hari adalah suasana atau moment paling bagus untuk mengambil gambar. Saya katakan bagus untuk mengambi gambar karena cahaya yang dihasil kan kebanyakan cahaya buatan dari lampu-lampu atau hanya cahaya bulan dan bintang sehingga hasil foto akan terkesan lebih dramatis. Namun, memotret di suasana malam memiliki kesulitan tersendiri.

Dalam artikel kali ini, saya ingin mebagi tips yang pernah saya lakukan dan saya rasakan sendiri ketika memotret dengan teknik slow speed di maam hari. Cahaya buatan yang dihasilkan motor, mobil lampu kota, bulan bintang dan lain-lain memiliki ciri khas tersendiri dan kadar yang berbeda-beda. 
Jika anda menginginkan hasil foto yang lumayan dramatis, teknik kali ini bisa menjadi solusi untuk Anda. 

Slow Speed adalah teknik foto yang mengutamakan kecepatan rana kaera atau shutter priority. Kecepatan yang dimaksut bukan kecepatan yang tinggi, namun sebaliknya. Kegunaan teknik ini adalah untuk mengulang gerakan cahaya yang dilakukan oleh obyek. Logika yang di pakai di sini adalah kita menangkap gerakan cahaya yang dilakukan oleh obyek selama yang kita inginkan.
Sebagai contoh : motor yang berjalan akan menghasilkan bekas lampu yang berpindah seakan menunjukan track yang dilalui oleh motor tersebut. Hal itulah yang akan kita visualisasikan dalam bentuk gambar di kamera.

Mengenai teknik yang dilakukan tidak cukuplah sulit, hanya saja karena shutter yang terlalu rendah hingga satuan detik memaksa anda untuk sedikit ribet yaitu dengan membawa tripod. Untuk kelengkapan nya silahkan bisa cek di artikel lama saya tentang slow speed atau slow motion . Hanya saja dalam artikel ini saya akan menunjukkan hasil yang saya peroleh ketika jalan-jalan di Sindu Kusuma Edupark.

Tripod sangat mutlak perlu untuk megurangi getaran tangan yang berakibat pada hasil blur gambar. Setting camera sebaik mungkin dengan mengutamakan shutter karena kita akan menangkap gerakan cahaya yang dihasilkan. 
Pertama : Bianglala di SKE berputar selama 30 detik dari satu lampu ke lampu yang lain. Hal ini memaksa saya untuk memaksimalkan speed lambat di kamera mendekati bulb. 
Hati-hati untuk slow speed ini karna sendor camera bisa rusak apabila penggunaan nya tidak benar.

Kedua : mainan yang di jual di alun-alun kidul berputar cepat sehingga speed yang lambat hanya di gunakan untuk menjaga metering kamera agar tetap di tengah (setting yang saya mau kebetulan di tengah atau nol).

 
Sabar dan telaten adalah hal yang menentukan bagus atau tidak nya gambar. Berikut hasil saya tentang foto yang saya ambil : 


Sindu Kusuma Edupark
F 1/5,6; SS 30''; ISO 200

Sindu Kusuma Edupark
F 1/5,6; SS 30''; ISO 200

Toys
F 1/5,6; SS 10''; ISO 200


Tugu Jogja
ISO 100; SS 10''; F 1/5,6

Semoga bermanfaat




You Might Also Like

0 komentar